29 November 2013

jangan, jangan, asem.

Kalau nanti gagal atau terbukti salah ya kamu harus malu sama orang, kamu harus kehilangan muka, gengsi kamu mesti terusik, dan kamu harus stress memikirkan apa kata dunia karena semua akan mentertawakan kesalahan dan kegagalan kamu.

Jadi jangan usah coba sesuatu yang baru. Jangan sok berinovasi. Jangan sok kreatif.... Ikuti saja tradisi leluhur kita yang agung dan mulia. Lakukanlah sebagaimana semua orang lain melakukannya.

Ajaran warisan leluhur tersebut begitu mengakar dalam jiwa raga kita. Tidak cuma kita yang dibuat ngeri mencari cara baru yang lebih baik, orang-orang terdekat dengan kita juga akan tergerak melakukan segala upaya demi menyelamatkan kita dari setiap ekperimen inovatif.

Menurut mereka tujuannya baik, agar kita tidak malu jika ternyata gagal. Daripada menanggung malu lebih baik tidak usah mencoba sama sekali.

Begitu.

27 November 2013

Si Mbak Membosankan

Hei mbak...

Mas mu apa ndak bosan ya? Aku aja mulai bosen lho kalau  terus-terusan kamu tanya apakah aku sudah makan.

Pertanyaan makan gitu memang penting untuk anak yang masih masa pertumbuhan. Nutrisinya perlu perhatian supaya tumbuh sehat.

Lha kalau bocah sudah berjembut, pertanyaan perlu disesuaikan dong. Kebutuhannya sudah lebih dari sebatas makan. Misalnya nih, umur sekami-kami ini kan sudah butuh seks, jadi ya variasikan pertanyaan dengan "sudah ngeseks mas?"

*plak*

Yaaa, setelah menanyakan kebutuhan-kebutuhan dasar, baiknya variasikan lagi dengan pertanyaan terkait ide-ide, mimpi-mimpinya, misinya apa, pencapaian-pencapaian sampai evaluasinya gimana... Atau apa lah... biar masmu  tuh yang ereksi ndak cuma kepala primer yang sering muntah keenakan, tapi kepala sekunder yang kadang-kadang dipakai mikir juga terangsang hidup dan semangat berkarya.

Apa perlu ambil kuliah jurusan manajemen lelaki? He...

Serius lho, bocah setua-tua kami ini yang perlu ditumbuhkan bukan cuma tebalnya lemak di perut yang melambangkan kemapanan ini,,, Penting lho memperhatikan perkembangan nalar, kreativitas, kebijaksanaan, kesetiaan dan lain-lainnya... Biar kami tidak mandek jadi gumpalan lemak mesum yang menua dan mengeriput... Biar terus terus tumbuh jadi pejantan-pejantan matang yang wawasannya... ya setidaknya bisa lebih luas dari sebatas urusan selangkangan.

Tapi ya terserah sampeyan sih.

Ini juga cuma iseng ngasih saran sok tahu, wong saya juga masih sendiri ...

#bukan kode, suwerewerwer.

26 November 2013

Dakwah Tengik

Saya sungguh berharap para pendakwah, penceramah, motivator, dan segala kampret yang terhormat di podium itu berhenti menebar ninabobo dengan bualan yang mengajak umat melempar tanggung jawab pada tuhan, dewa, kuntilanak, satrio piningit atau kampret imajiner apapun.

- "Tenang, setiap perbuatan pasti ada balasannya di akhirat KELAK"
- "Yg penting kita berusaha dengan baik, mari mulai dari diri sendiri..."
- "Biarin, nanti pasti ada balasannya setimpal..."
- "Biarlah nanti tuhan yang akan membalas..."
- "Nantikan satrio piningit dari solo sang pembawa kejayaan..."
- "Tunggulah dajal dari bangka yg menghancurkan para koruptor..."

Ajakan gitu hasilnya umat macam apa? Umat yang dipungli diam, malah merasa bagi-bagi rejeki. Umat yang saat birokrasi dipersulit malah merasa wajar. Umat yang 5 tahun dibodohi gubernur korup malah cuma berdoa. Umat yang agamanya dipermainkan untuk berisik, ngemis dan korup malah merasa diperjuangkan. Umat yang uang pajaknya dipakai foya-foya koruptor, malah sibuk berdoa, lempar tanggung jawab ke tuhan. Masyarakat yang mengimani bahwa semakin sering ditipu maka rejekinya akan semakin lancar.

Dakwah macam gitu terasa makin najis ketika si sok bijak di podium hanyalah pendakwah bayaran yang dibayar oleh koruptor.

Mestinya tiap kali ada penceramah dengan sok bijak menyelipkan pembodohan dalam ceramahnya, ada berdiri berteriak, "hoi penceramah bayaran! Tema itu kita sudah bosan, tak perlu kau ceramahi orang baik supaya baik. Sekarang ini negeri sudah dikuasai penjahat, jangan kami kau ajak tidur dan mimpi soal akhirat. Jangan kau ajak kami lempar tanggung jawab ke tuhan! Bangunkan, ajak bergerak, ajak melawan!!"

blah blah.... ya intinya gitu deh update kali ini.... katarsis setelah nonton ceramah sampah.

Untungnya ndak setiap hal sesuai dengan keinginan saya. Jadi para pedagang abab itu masih bebas ngeyem-yemi warga dengan kegilaan mimpi-mimpi surga yang menenangkan.