03 April 2015

Merasa Diawasi

Beberapa hari ini saya sulit sekali mengakses Facebook. Anehnya satu situs itu saja, yang lain tidak. Sudah gonta-ganti browser pakai Firefox, Chromium, Google Chrome, Opera, UC Browser sampai Dolphin, baik di PC maupun di Android hasilnya sama. Loadingnya lelet amit-amit. Kegiatan adu ego diskusi tak bermutu jadi sangat terganggu.

Saking lamanya menunggu laman tampil, saya bisa sampai ketiduran, atau lebih parah: distracted dan mengerjakan kegiatan lain yang lebih bermanfaat!

Setelah dua hari tak ada perbaikan, prasangka buruk saya langsung mengarah pada koneksi. Mungkin saya korban throttling atau filtering?

Ternyata memang fesbukan kembali lancar jika koneksi tidak langsung menuju Facebook, tapi memutar mengendap-endap dulu lewat Hongkong. Ada apa ini ada apa? Saya diawasi? Jadi sekarang Facebook selevel dengan situs mesum hingga saya wajib foreplay dulu setiap ingin masuk?

Ga masalah juga sih, mungkin malah bagus.

Cerita belum selesai, ada satu keanehan lagi...

Kemarin, belum lewat satu hari berlalu sejak saya mengeluhkan soal Mi 3W yang gagal dicek keasliannya. Siang tadi, disebabkan sesuatu yang saya tidak perlu ceritakan, saya tergerak untuk mencoba cek lagi keaslian handphone tersebut dan hasilnya persis yang Anda duga:

Asli! Hasil uji di https://jd.mi.com/ 
Handphone jadi asli!!!!!!! Yap, layak diberi tujuh tanda seru. Karena asalnya ini barang unverified, alias tidak asli sejak Oktober 2014. Kenapa sekian bulan setelahnya, hanya satu hari sejak dikeluhkan langsung berubah jadi asli banget?

Dua kebetulan yang aneh dan berturut-turut ini lumayan berhasil membuat saya merasa diawasi, haha.

Terima kasih yaa ;) Siapapun dan apapun Anda, semoga kebahagiaan, kesehatan dan penghasilan sampeyan naik 2x lipat dan terus meningkat setiap bulan. *ngomong ke webcam yang tampaknya mati*

Ahem...

Tentu ada banyak kemungkinan yang kalau diselidiki bisa saja membatalkan rasa ge'er saya. Tapi saya memilih berhenti di tahap ini aja lah. Jangan terlalu kritis kalau urusan senang-senang, kapan lagi narsis seaneh ini, mwahaha.

02 April 2015

Pengalaman pakai Xiaomi Mi 3W: Puas

Sudah sejak 31 oktober 2014  saya beralih ke Xiaomi Mi 3W dari Fonepad ME371MG. Berapa bulan tuh sampai sekarang? Nah, iya segituan lah.

Saya memang janji untuk segera review pada seseorang yang darinya saya mendapatkan Xiaomi ini, tapi tak kunjung terlaksana karena berbagai alasan, diantaranya adalah +Hugo Barra yang tidak tepat dalam janjinya melepas kernel. Barusan saja dia berubah pikiran dan akhirnya rela membuka kode yang sudah tidak ditunggu lagi oleh banyak pengguna Xiaomi seri ini.

Ok, tak usah banyak alasan lagi, langsung saja pengalaman pakai ini.



1. Cina banget

Mungkin ini disebabkan karena yang saya pakai ini bukan versi resmi Indonesia, jadi banyak aplikasi bawaan yang masih pakai tulisan Cina. Bahkan app market, sampai urusan ganti theme pun dipaksa masuk ke halaman yang penuh tulisan Cina. Perlu semalaman begadang hanya untuk berhasil install google play store -_-

Untuk mengenyahkan bloatware sampah itu perlu ngeroot. Tapi walau root tidak menghanguskan garansi Xiaomi, rasanya tanggung jika tanpa sekalian ngoprek, padahal ngoprek itu hal yang sangat sulit dilakukan kalau kodenya saja baru dilepas kemarin.

Iya iya, ini saya cuma bergaya saja sok techy, sebenarnya setelah kode diumbar pun saya tidak tahu caranya memanfaatkan kernel itu, huhu. Tapi keren kan? eits, ga boleh main pentung.

Akhirnya setelah sekian bulan menggunakan jadi terbiasa juga pakai interface MIUI. Masukkan saja semua aplikasi sampahnya itu dalam folder bernama junk dan ganti pakai app versi internasional dari google play store. Walau belum mengenyahkan bloatware, CPU quad corenya memang kuat, jadi operasi tetap ringan dan responsif.

2. Tapi tidak secina hape Cina biasa

Kalau kamu pernah pakai hape Cina biasa, pasti kamu tahu dong deritanya bagaimana. Baterai boros gajelas lah, layar ngeblur lah, GPS ga bisa ngelock lah (khas kutukan MTK), susah konek internet lah, konektor usb goyang lah, RAM kekecilan lah, dsb yang membuat kita menyesal lahir batin dunia akhirat sudah buang duit untuk hape yang walaupun punya core quad atau octa tapi kinerja nista luar biasa.

Semua kutukan itu ga bakalan menimpa kamu kalau pilih Mi 3W ini. Layar IPS dilindungi Corning Gorilla Glass 3, tak perlu lagi pelindung layar yang bikin hape buram dan murahan. Konektor USB lulung, eh, charging maupun jack earphone kencang selalu perawan ga pake goyang. GPS sensitif Glonass pula, numpang mobil yang ribennya agak mahal tetap bisa lock akurasi 10-5 meteran.

Baterai juga besar, jadi misal GPS betulan khusus mobil itu bisa tahan 2 jam, pakai Mi 3W malah bisa waze-an jauh lebih lama dari itu, kalau tak salah selama perjalanan Jkt-Indramayu pp lah, dan itu juga sambil streaming lagu via bluetooth ke tape mobil. Memori 2 GB-nya bisa untuk multitask macam-macam, misal untuk membacakan buku keras-keras, sambil navigasi menunjukkan jalan, sambil sesekali diganggu chatting, sekaligus tanpa ada app yang harus terbunuh. Koneksi internet untuk browsing langsung dari hp atau sebagai hotspot wifi maupun modem usb semua lancar.

Spesifikasi benar-benar nayamul, rasanya tak kalah dan malah lebih berfungsi dan lebih responsif dibanding hape punya saudara yang harga belinya 7 jutaan. Dan yang mengagetkan ke-udik-kan saya adalah sensor NFC, ternyata ini HP ini bagian punggungnya bisa dipakai untuk baca e-ktp sampai refill e-money.

3. Tapi ukurannya agak kegedean

Untuk yang sering pakai celana jeans ngepas macam saya, ukuran MI 3W ini cukup meresahkan. Dikantongi di kantong pantat, takut kedudukan lalu bengkok macam Iphone 6. Dikantongi di jaket, takut jatuh pas naik motor. Dikantongi di saku depan, kaki sulit ditekuk.

Solusi: Pakai celana cargo yang lebih longgar. Selain lebih sehat untuk testis, Xiaomi pun bisa dikantongi. Atau bawa tas, itu lebih aman, tubuh akan jadi lebih jauh dari sumber radiasi seluler.

4. Daya tahan

Desain memang bukan grade militer, tapi yang saya pakai ini sudah jatuh beberapa kali sampai peot sedikit di keempat sudutnya, namun masih berfungsi 100%. Oh iya itu, desainnya memang licin, kalau tangan kuli tak biasa pegang barang cantik, sebaiknya pakai kondom saja yang anti selip, atau sekalian rantai ke leher.

5. Keaslian sempat meresahkan

Konon, seri ini banyak palsunya. Punya saya ini tidak lolos aplikasi uji keaslian, tapi uji performa, spesifikasi dan cek kelengkapan sensor pakai aplikasi sembarang kok menunjukkan lengkap dan setara seperti aslinya. Jadi? Ya putuskan saja bahwa ini produk asli dan app uji keaslian itu saja yang buggy, biar tentram. Ya memang kalau mau beli apapun, pastikan dari tempat resmi dan terjamin.
UPDATE: Sudah dites lagi, ternyata ASLI!


Daaah, sementara itu dulu. Penampilan lebih lengkap bisa cek di situs Mi 3W.

Dengan ini janji saya lunas ya, selunas janjinya Om Hugo. Hehe.