26 Desember 2012

Selamat Natal Untuk MUI

Pssst...

Sebenarnya ya, setiap manusia itu diam-diam bebas memaknai perayaan natal (dan apapun) sesuai tingkat pemahamannya masing-masing lho.

Bagi saya yang tidak memuja Yesus, makna natal adalah kemacetan terkutuk, kemana-mana susah. Saya merayakannya dengan berusaha diam di rumah atau menghindari jalan-jalan utama. Dalam kasus saya, kalau ada yang bilang 'selamat natal', artinya  'selamat macet, sukurin, mwahaha'.

Sedangkan bagi teman yang buruh pabrik, natal dia maknai sebagai liburan. Jadi bisa bangun siang, bisa berkumpul sama keluarga. Di sini 'selamat natal' = 'selamat liburan dan berkumpul bareng keluarga'.

Bagi teman yang nasrani, ya seperti yang kita lihat lah, artinya liburan, belanja, misa, pesta, ke gereja lagi, pesta  lagi, hihi. Selamat natal untuk mereka mungkin ya umum aja. Tak perlu dijelaskan.

Naaah... Sekarang bagi MUI niiih... Makna natal buat mereka apa ya?

Ini sebenarnya sudah rahasia umum, mulai dari kakek sampai cucu tahu. MUI itu memaknai hari natal sebagai waktu yang tepat untuk menunjukkan betapa luas kebijaksanaan dan kedalaman ilmu agama mereka.

Dan untuk merayakan natal, mereka menerbitkan fatwa mengharamkan orang Islam mengucapan selamat natal pada tetangganya yang merayakan natal... Karena menurut mereka, mengucap natal sama saja mengakui trinitas dan menyalahi akidah Islam.

Ya begitu itulah cara MUI memaknai dan merayakan natal. Maka itu, walaupun sedikit terlambat, mari kita ucapkan selamat natal bagi MUI.

Selamat Natal MUI, semoga kebijaksanaan MUI semakin luas dan menerangi seluruh penjuru dunia akhirat :)

- - - - -

Oh, mengenai pernyataan "ucapan selamat itu sama dengan mengakui kebenaran yang diucapi selamat". Perlu saya jelaskan bahwa sebenarnya saya berbeda pendapat.

Gini, saya juga sering tuh mengucapkan "selamat merokok" pada perokok yang pamit keluar untuk merokok. Apakah artinya saya menyetujui dan mengikuti para pecandu rokok? Apakah artinya akidah saya rusak dan hijrah jadi perokok? Tidak tuh.

Saya tetap tidak merokok karena tahu merokok tidak baik untuk saya, kebanyakan peneliti juga sejak lama sependapat dengan saya. Namun saya juga sadar bahwa orang yang merokok itu sudah kecanduan, mau dikasih argumen seperti apapun tetap percuma. Seperti orang kecanduan agama, perokok itu juga senasib. Logika  tak ada guna. Masih untung masih bisa mikir dan pamit mencari tempat agar merokoknya tidak membahayakan orang lain. Yang kecanduannya parah itu biasanya sudah tidak mampu berpikir, begitu sakaw langsung saat itu juga mengeluarkan rokok dan disulut disitu juga, persetan dengan orang sekitarnya.

Jadi ucapan selamat merokok sebenarnya sebatas menyampaikan empati: "selamat merayakan kecanduan kamu, selamat membungkam sementara jeritan berjuta sel yang gelisah dan sakau  tembakau, semoga setelah itu kamu bersemangat lagi untuk memutar roda ekonomi."

Jadi bagi saya, ucapan selamat itu maknanya bisa luas, sedikit lebih luas dari makna versi MUI yang sangat bijaksana dan menakjubkan itu.

Memang, sebagian orang muda merasa MUI bikin fatwa yang memecah belah kerukunan warga Indonesia. Sebagian lain malah menuduh mereka dibawah pengaruh Wahabi. Tapi saya rasa penyebab sebenarnya hanya karena faktor U saja. Uzur, lahir maupun batin. Itulah mengapa MUI jadi luar biasa bijaksana dan begitu berani mengatasnamakan Islam dan Allah untuk mempromosikan fatwa seperti itu... lengkap dengan alasannya yang menakjubkan.

Jadi gitu ya adik-adik, tante dan om-om sekalian.

Sekali lagi, marilah dengan ceria kita ucapkan selamat natal pada MUI. Semoga kebijaksanan mereka yang seluas samudera dapat mencerahkan seluruh penjuru dunia dan akhirat.

Selamat Natal MUI :)

24 Desember 2012

Hei Jokowi, Tempat Sampah Gue Penuh, Kuras Gih!

Meneriaki Gubernur seperti itu kedengaran tidak enak dan tidak sopan. Tapi itulah inti sebenarnya dari jeritan hati warga bantaran yang suka membuang sampah ke dalam sungai.

Andai saya termasuk orang yang setiap pagi (dan sore) melempar sekeresek sampah  ke tengah sungai, lalu suatu ketika berlagak heran kenapa sungai jadi sangat kotor, mampet dan meluap, maka teriakan macam itulah yang saya lemparkan pada gubernur yang tak becus membersihkan tempat sampah.. eh.. sungai saya.

Iya sinting. Tapi warga perumahan atau perkampungan kumuh tanpa solusi sampah, mau buang sampah ke mana? Jangankan pemukiman kumuh, yang tidak kumuh juga banyak yang primitif tanpa solusi sampah.

Ini pengalaman pribadi. Di daerah Tangerang tempat saya sering numpang makan, warga kompak buang sampah di lahan kosong dekat SD. Jadi guru dan anak-anak selalu belajar sambil aroma terapi. Kadang tukang sampah inisiatif bikin aksi pembakaran. Jadi bukan hanya gratis aroma terapi, murid dan guru juga menikmati terapi asap. Padahal yang sekolah di situ ya anak-anak mereka sendiri lho, bukan anaknya musuh.

Di kitaran Bogor coret tempat saya numpang tidur, dulunya warga turun-temurun buang dan bakar sampah di tengah jalan. Baru sejak jalan dihotmix dan berubah jadi jalan alternatif untuk orang-orang kaya dari Jakarta yang ingin liburan ke villa, warga  jadi buang sampah ke selokan pinggir jalan. Setiap sore dibakar kalau tidak hujan. Karena ini bukit, tiap hujan deras sampah hanyut ke bawah. Kami 'warga atas' senang karena tempat sampah kembali bersih, persetan dengan warga di bawah sana yang sibuk mengutuki sampah sambil membersihkan gorong-gorong tersumpal sampah kiriman kami. Oh, kami juga tidak sudi patungan bayar tukang sampah. Bahkan lurah kami juga tidak peduli dengan urusan sampah, malah sibuk bisnis properti.

Di Depok, tempat saya sering numpang tidur siang sambil kepanasan, orang-orangnya agak lebih beradab. Tidak semua orang berani buang sampah ke rawa, karena itu tempat warga menanam dan memancing ikan. Banyak warga pilih bayar pemungut sampah yang tiap pagi ambil sampah yang disiapkan di depan setiap rumah, lalu dibuang entah ke mana, mungkin ke provinsi lain. Sebagian warga yang masih biadab tetap tidak merasa perlu bayar tukang sampah, karena mereka masih bebas buang sampah ke selokan-selokan dan lahan kosong.

Kalau Jakarta tempat saya numpang lewat sih memang kelihatannya bersih (kecuali bagian sungai). Tapi sampahnya dibuang ke mana ya? Bogor kah?


Jadi, Guh, inti dari cerita sampah ga jelas ini apa?

Masalah sampah itu tak bakal selesai kalau solusinya parsial. Seperti 'warga bawah' yang walaupun hidup bersih tetap juga kebanjiran karena 'warga atas' masih saja biadab. Sampah harus dijadikan masalah umat, masalah nasional, dan sekalian global.

Pemerintah harusnya kompak, dari pusat sampai RT hingga tingkat kepala keluarga harus diberi penyadaran soal pentingnya solusi sampah. Pemimpin jangan hanya sibuk bisnis sendiri sampai warga tak terurus.

Ulama juga jangan cuma bisanya berisik mainan TOA atau bikin pengajian sambil merokok meracuni umat. Apalagi yang di MUI sana, daripada bikin fatwa memecah belah warga, lebih baik bikin fatwa "Pembuang Sampah Sembarangan adalah musuh Islam." Karena toh jelas-jelas buang sampah itu membahayakan keselamatan umat manusia.

Dan setiap komunitas harusnya diajari untuk bertanggung jawab atas sampahnya sendiri. Orang komplek tidak boleh seenaknya buang sampah di kampung sebelah. Orang bantaran tidak boleh seenaknya lempar sampah ke sungai. Orang Jakarta tidak boleh seenaknya jajan makanan terbungkus plastik lalu bungkusnya dilempar ke Bogor atau Banten.

Limbah organik mestinya bisa diselesaikan ditingkat keluarga dengan pengomposan di lubang-lubang biopori, atau yang tanahnya telanjur dibeton semua bisa keroyokan di level RT. Baru deh sampah plastik dan limbah berbahaya ditangani oleh pihak yang lebih berkompeten.

Setiap orang harus tahu dan merasakan repotnya mengurusi sampah biar tidak lagi sembarangan nyampah. Setiap anak harus bisa memilih jajanan yang sampahnya paling minim sampah.

Gitu.

Iya, ngomong gampang, pelaksanaannya gimana dan dari mana?

Ya... Bisa mulai dari mengganti para pemimpin yang tutup mata terhadap persoalan sampah. Jangan cuma nanya, bantu mikir dan aksi juga dong, saya dah bantu nulis tuh :P

07 November 2012

Hutang Bisa Membunuh Tetangga


Bayangkan Anda seorang pedagang yang masih pemula, dengan modal sangat terbatas nekat jualan sembako.

Dari tiap transaksi Anda hanya ambil untung 5 ratus Rupiah: Misal jual pulsa modal 10500 dijual 11000. Yang 10 ribu segera diputar lagi untuk restok dan melayani pelanggan lain, sisanya untuk makan dan kalau masih sisa untuk nambah modal.

Nah, Anda punya tetangga bernama si Teguh yang gemar menggunakan alasan takdir supaya boleh belanja tanpa harus bayar cash. Alias ngutang.

Tiap beli kopi harga 11 ribu, bisa seminggu baru bayar. Beli gula harga 15, mungkin setelah sebulan baru bayar. Kalau bayar.

Nah, ketika si Teguh ini berhutang, Anda akan menderita kemacetan aliran uang. Misal dia hutang pulsa, maka modal dagang berkurang sebesar 10500 karena terhenti dalam hutang yang entah kapan bakal dibayar. Tak bisa diputar. Tak menghasilkan.

Andai modal segitu berputar hanya sekali tiap hari (dan menghasilkan profit 500), maka kemacetan 10 hari akan menimbulkan kerugian 5000 Rupiah. Kalau 30 hari jadi... Yup.

Padahal... Dengan alasan agama, jumlah yang dibayar si Teguh nanti tetap sama seperti saat berhutang. Tanpa bunga/riba sedikitpun. Walau sudah bikin macet modal orang, bulan depan si Teguh tetap bayar 11 ribu saja. Itu pun sambil nyerocos dakwah bahaya riba.

Sekilas potensi kerugian tampak mengerikan *serasa bahas kenaikan bbm*. Tapi dibalik itu ada banyak manfaat religius yang akan diraih oleh kedua pihak:

Si Teguh paling dapat untung hanya dua kali. Pertama, mendapat manfaat produk tanpa harus bayar langsung. Kedua, merasa dapat banyak pahala hasil mendakwahkan ajaran tanpa riba pada pedagang kecil nan lugu macam Anda. Mungkin sambil terpingkal-pinkal sehat di dalam hati.

Anda sebagai pedagang bermodal mepet, walau sekilas rugi, tapi sebenarnya mendapat banyak pahala dan janji surga sebagaimana dijanjikan oleh Teguh. Selain itu, Anda juga mendapat kesempatan untuk langsung praktek pelajaran sabar, ikhlas dan pasrah secara gratis, tanpa  harus ikut seminar mahal di hotel mewah. Itu langsung praktek lho! Bayangkan kalau musti ikut seminar dulu, sudah muahal, cuma dapat teori pula. Dan satu lagi yang paling berharga, kalau modal anda jadi terlalu mepet untuk melanjutkan usaha, Anda bisa praktek belajar hutang ke bank/renternir/whatever. Itu skill yang kalau di materi kuliah kewirausahaan cuma seupil bualan yang bikin ketiduran.

Lagi pula, kerugian materi yang disebabkan seekor  Teguh itu segera tertutup dari keuntungan transaksi dengan pelanggan lain. Misal si Teguh ngemplang, malah kabur pindah kontrakan, maka untuk menutup kerugian 10500 itu cuma perlu melakukan 10500/500=21 transaksi saja dan modal yang hilang akan kembali. Dikit banget kan? Andai anda hanya satu transaksi sehari, maka hanya perlu 21 hari. Singkat sekali kan?

Singkat mbah mu.

- - - - - - - - -
Dipersembahkan untuk para Pakar Surga yang kalau hutang suka semoyo... sambil bawa-bawa Tuhan. Sekalian pengantar ekonomi warung, agar jangan terlalu zalim pada warung-warung kecil di sekitar kita. Operator warung itu mungkin terlalu dungu untuk mengerti bahwa business is business dan tak kenal sodara apalagi tetangga, atau mungkin hatinya terlalu lembut dan sungkan menolak proposal hutang kita karena masih tetangga, tapi janganlah itu kita jadikan kesempatan untuk zalim dan menginjak-injak mereka. Kalau mau hutang sana ke yang udah gede saja.

19 September 2012

Form Penilaian Rakyat Terhadap Tokoh Agama

Form isian ini semacam rating untuk menilai ulama/tokoh agama. Diisi oleh rakyat biasa, para pendengar ceramah, korban dakwah dan siapapun yang menyimak materi yang disampaikan sang pendakwah (atau siapapun yang menggunakan agama dan Tuhan untuk mempengaruhi massa).

Tujuannya untuk memberdaya warga. Selama ini warga hanya sebatas mendengar lalu membabibuta mengikuti apapun yang diceramahkan oleh pemuka agama sebagai pihak yang 'paling benar'... Sekarang umat juga bisa balik menilai dan menghakimi "sang hakim" dengan menjawab beberapa pertanyaan dengan skala antara 1-5 untuk setiap variabel. Misal skala adudomba, skala komersialitas, atau skala angkaramurka.

Tentu yang dinilai bukan keagamaan si tokoh, soal itu biar dikerjakan mereka yang mengangkat dirinya sebagai wakil Tuhan. Yang dinilai lewat form ini sebatas yang berkaitan dengan kepentingan warga, seperti kedamaian, kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi semesta alam.

Jadi, setiap kali kita didakwahi oleh tokoh agama, kita tidak lagi sekedar duduk pasif macam korban penculikan yang sedang dibrainwash, tapi diam-diam aktif menilai berbagai variabel yang tampak dan terasa saat sang tokoh berdakwah.

Form dapat dibuka disini.
Kalau anda mobile dari HP, masukkan ini di address bar: bit.ly/nilaitoa

Bookmark saja di hp agar formnya selalu siap diisi setiap kita selesai mengkonsumsi dakwah.

Jika browser Anda memadai, form akan tampil dalam iframe di bawah ini. Scroll saja melewati intro langsung ke pertanyaan.

- - - - - - - start iframe - - - - - - -
-

- - - - - - - end iframe - - - - - - -

Nanti setelah punya data banyak, hasilnya bisa di lihat di sini. Dan jika Anda jago koding atau mahir spreadsheet, mestinya kita bisa juga query sheet tsb untuk nama tokoh yang diinginkan lalu bikin profiling dengan tampilan mencontoh report WOT,  misal:


Nah, kalau ide "pengawasan rakyat" ini bisa berjalan... Bisa saja kita bikin yang lebih baik untuk merating dan mengontrol media-media berita. Supaya kita lebih mudah memilah mana jurnalisme yang bermutu dan mana jurnalisme sampah yang tukang fitnah seperti yang baru-baru ini sukses membuat seorang anak depresi sampai bunuh diri.

Ya ini semua baru ide dan contoh saja. Perlu masukan mengenai variabel apa saja yang sebaiknya kita waspadai dari seorang tokoh agama. Lalu bagaimana scripting/mantra untuk berurusan dengan spreadsheet google agar data tersebut bisa disajikan dalam bentuk yang mudah dicerna. Menurut Anda gimana?

30 Juli 2012

Orang Tua Pungut

Manusia memang saling melengkapi, ada orang yang walaupun tidak mampu jadi orang tua tapi enak-enakan ngeseks sampai menghasilkan banyak anak. Di sisi lain ada juga yang tidak bisa (atau tak ingin) melahirkan anak sendiri tapi suka jadi orang tua asuh/wali/pungut.

Eh, orang tua pungut? Yang ada itu anak pungut. Nemu, kelihatan menarik, pungut.

Iya, sinis banget, kedengaran seperti merendahkan aksi 'adopsi'. Padahal menjadi orang tua asuh yang memungut anak atau orang tua wali yang membiayai pendidikan anak orang itu mulia banget. Anak manusia yang berprestasi jadi punya harapan untuk mendapat pendidikan dan kehidupan yang lebih baik.

Yang tidak berprestasi? Ya, siapa sih yang ingin melakukan investasi yang buruk?

Ini bukan sedang menentang usaha mulia. Adopsi, asuh, wali itu tentu sangat mulia. Hanya saja saya rasa si anak pungut harus paham latar belakang kenapa dirinya bernasib begitu, minimal selalu penasaran akan beberapa hal seperti ini:
  • Kenapa orang tua aslinya nekat punya banyak sekali anak padahal melarat lahir (maupun batin)?
  • Kenapa bukan negara yang memelihara dirinya sebagaimana dijanjikan UUD?
  • Kompetensi seperti apakah yang dibutuhkan untuk jadi orang tua? Adakah usaha ke arah situ terlihat dari prilaku orang-orang disekitarnya yang mengaku orang tua?
  • Bagaimana cara menghasilkan anak manusia yang oke lahir batin?
  • Bagaimana agar anak-anak senasib atau yang nasibnya lebih buruk tidak terus diproduksi oleh orang-orang inkompeten yang doyan ngeseks tanpa tanggung jawab?
  • Kenapa dirinya terpilih untuk diadopsi, kenapa bukan anak yang lain?
  • Poin-poin apa saja yang membuat dirinya tampak lebih berharga di mata masyarakat dibanding anak sial yang lain?
  • dan hal-hal lain yang jawabannya mungkin saja berubah atau semakin dalam sejalan dengan waktu

INKOMPETENSI: Ketika kamu yakin bahwa kurangnya keahlian
dapat diganti dengan melipatgandakan tenaga.

Ya tidak semua anak pungut berasal dari orang tua yang inkompeten, juga tidak semua orang tua asuh pasti lebih baik dari orang tua asli.

Saya juga sudah bertemu sendiri dengan anak pungut yang diadopsi sampai sukses dan akhirnya sibuk cari duit tanpa pernah merasa cukup, suka main lelaki, kawin cerai dan menelantarkan anak. Ada juga yang diadopsi oleh orang tua yang hobi marahnya seperti orang sakit jiwa, jadi walaupun uang berlimpah tapi pikiran si anak pungut jadi rusak parah dan tumbuh jadi orang yang cuma dipermukaannya saja kelihatan waras... padahal orangnya cantik banget. Tapi kalau anak yang akhirnya jadi teroris (teroris konvensional, bukan teroris asmara) saya belum ketemu, hehe.

Ah, sebaiknya jangan berhenti bertanya, jangan mudah mengambil kesimpulan, apalagi berpegang pada jawaban muncul dari trauma. Apasih.

Eh, Anda orang tua pungut? atau anak wali? Hehe... Monggo cmiiw.


13 Juli 2012

Uban!!!

Hahaa, masih muda sudah ubanan kau!

Iya nih, takdir Allah.

Hey, kau lihat muka ku!! Tampang educated gini kau jawab pakai alasan takdir?

Yaiks, hihi. Ya... ini ubanan sepertinya genetic fault. Entah kenapa jalur evolusi moyang-moyang dulu menghasilkan manusia beruban nan keren seperti gw.

Cih. Lalu kenapa tak kau semir?

Malas

Bah, kalau semiran saja malas, jangan-jangan potong kuku juga malas, ngeseks juga malas, cari duit juga malas?

Malas bahas

Sok sibuk sekali kau. Ayo lah, kenapa tak kau semir itu kepala?

Hmm... Semiran itu mengecat rambut, bukan kepala. Catnya mengandung berbagai macam zat tidak jelas. Jika rutin harus dioles-oles di kepala, tentu akan menambah paparan zat misterius yang masuk lewat kulit kepala. Kalau tidak darurat banget, sepertinya cukup sampo saja yang rutin meresapi kulit kepala.

Sok sehat sekali jidat kau, hidup paling cuma 60 tahun, mau kau habiskan di bawah uban?!

Nah... Itu juga. Mengecat rambut agar kembali hitam itu membuat penampilan tampak lebih muda, lebih indah dan sedap dipandang mata. Baik di mata kita sendiri maupun di mata orang lain. Biasanya yang terakhir ini yang paling penting. Fungsinya pencitraan, agar kita disangka masih muda, bugar, lengkap dengan rambut hitam nan indah.

Apa salahnya? Tipu-tipu dikit tak apa laa.

Mungkin tidak salah menipu untuk kebaikan. Dan itu sangat penting dilakukan jika posisi kita sedang berusaha menjual diri. Layaknya pedagang yang rutin memoles produknya agar tampak lebih baik dari keadaan sebenarnya. Apapun dilakukan agar dagangan laku. Uban disemir, dijilbabin, dicabutin, diumpetin, biar dagangan laku.

Ya, lalu?

Ya semiran itu pantas kalau kita masih mencari konsumen, belum punya pelanggan tetap. Lha kalau posisi kita sudah aman, sudah ada pelanggan tetap... atau malah berada di posisi pembeli yang sedang memilih, untuk apa repot-repot menipu, toh tidak sedang menjual  apapun?

Lagak kau macam bos gadungan. Bagaimana pula kalau para istri dan suami tiba-tiba berhenti semiran, berhenti dandan, karena ingin apa adanya? Bakal minggat pasangan mereka semua, pergi cari daun muda yang segar bugar.

Ya tidak seekstrim itu lah, maksud gw tidak se-apa adanya gitu. Silakan saja tampil indah. Itu bisa dilakukan tanpa terlalu banyak terpapar bahan kimia tak penting, juga tanpa terlalu banyak menipu. Ini juga cuma menjelaskan alasan gw tidak semiran. 

Makanya kau jomblo, sok idealis, sok realis, tidak tahu diri.

Ya memang belum waktunya. Kalau dalam keadaan gini ada yang mau, tentu dia tidak akan tertipu, kenyataanya tidak bisa lebih buruk lagi, haha. Lagi pula kalau nanti gw nemu cewe yang bener-bener bikin iler netes, mungkin aja gw tergoda semiran demi jual diri, kalau perlu kepala ini gw jilbabin atau gw kondomin sekalian biar disangka muda dan menggairahkan, haha.

Haha, aku tak yakin bakal dikirim undangan kawinan kau.

Haha. Tapi apa uban gw semengerikan itu sampai lu nyuruh gw semiran dan menyumpahi sengeri itu?

Semua mata yang lihat uban kau jadi ingat umur, ingat mati. Kepala kau itu horor menyebalkan berkeliaran bikin sepet mata!

Wah, itu keren. Berarti bikin orang ingat dosa, bikin orang kembali ke jalan yang lurus.

Ya, dan sebagian lain membatin, 'ini orang malas atau miskin, semiran saja tak mampu'.

Ya itu juga bagus, biar ada kegiatan. Lagi pula seperti lu tadi komentar sambil tertawa melihat gw masih muda sudah ubanan, itu lu merasa senang kan? Karena ada yang nasibnya lebih buruk dari lu.... dengan begitu gw menyenangkan orang lain. Toh biar gw ubanan, badan terbukti lebih sehat dari lu yang masih muda sudah koleksi penyakit, hehe.

Sial kau uban terkutuk. Terserah kau lah kalau mau terus ubanan.

Siip.

21 Juni 2012

Pembenaran Rektor soal Beasiswa dan Sponsor Rokok

Ilustrasi dari Indra Triwahyudy

Sebuah dialog imajiner dengan rektor yang membiarkan kampusnya disponsori rokok. Mulai beasiswa sampai pengadaan fasilitas menikmati duit rokok, akhirnya semua sudut kampus dipenuhi iklan rokok. Sampai-sampai ada menyangka itu gudang tembakau.

Pencerahan dari Sang Rektor dalam dialog ini mengajak kita untuk tidak lagi menyudutkan perokok, pedagang atau pabrikannya, tapi mengusulkan sebuah win-win solution yang menyenangkan semua pihak.

Inilah dialognya, siapkan teh atau kopi, atau jika anda pecandu, silakan siapkan asbak.

Q: Kenapa mengizinkan pabrik rokok jadi sponsor dan membiarkan rokok melakukan iklan terselubung di setiap sudut kampus?

A: Oh, yang ditempel-tempel mewah itu? Itu kan nama yayasan, bukan nama pabrik rokok.

Q: Saya yakin, Anda jadi rektor bukan karena mahir berpura-pura dungu. Terbuka saja lah.

A: Hahaha, baiklah. Jika memang iklan rokok, lalu kenapa? Toh itu memberi kita fasilitas yang lebih baik, membantu kita dapat belajar dengan lebih nyaman. Ada masalah? 

Q: Anda tidak keberatan walaupun uangnya berasal dari penjualan rokok? Rokok yang memiskinkan dan menjerat kaum miskin tak terdidik dengan candu dan penyakit?

A: Kenapa tidak? Lewat CSR pendidikan, industri rokok bisa dapat potongan pajak sambil numpang iklan di kampus. Mereka girang, kita juga senang dapat fasilitas keren. Uangnya jadi jelas mengalir untuk pendidikan. Ini lebih baik daripada uang dibuang sebagai pajak yang memperkaya upline-uplinenya Gayus dan Dana yang sampai kapanpun tak bakal ditangkap. Dan yang terpenting, mahasiswa melarat tapi berprestasi bisa dibeli, eh didanai agar berhasil punya titel.

Q: Tapi dengan membantu iklan rokok, berarti anda sudah mendukung kapitalis-kapitalis rokok untuk mengubah lebih banyak manusia menjadi pecandu rokok. Anda kan tahu, iklan rokok sengaja mengincar kaum muda dan anak-anak? Mereka terang-terangan berusaha membuat anak-anak tertarik mencoba agar kecanduan rokok.

A: Ya, lalu masalahnya apa? 

Q: Anda tidak merasa ada yang salah?

A: Adik manis yang lugu, gini deh... Pernah belajar sejarah? 

Q: Sedikit, kenapa gitu?

A: Pernah dengar bagaimana manusia eropa menjajah manusia di benua-benua lain? Dengan menjajah mereka mendapatkan sumber daya yang diperlukan untuk meraih kemajuan. Kemajuan yang akhirnya akan dinikmati juga oleh anak cucu kaum terjajah.

Q: Hmmm...?

A: Ok, ingat sejarah pertambangan batu bara. Budak-buruh tambang sangat tidak sehat, bergaji kecil, tereksploitasi habis-habisan, di China ribuan orang tewas setiap setahun. Coba perhatikan yang ada dibalik kekejian itu? Walau ribuan jiwa dikorbankan, namun ada sebagian lain memperoleh energi yang dibutuhkan untuk memajukan peradaban! 

Q: Hmmm...

A: Contoh lagi, para pemilik modal merekayasa perang-perang besar dalam sejarah. Jutaan orang tak berdosa mati sia-sia demi membuat segelintir pengusaha, pedagang senjata, pedagang minyak dan pedagang utang jadi super duper kaya raya. Dari satu sisi tampak kejam, tapi pihak yang kaya dari industri perang juga menggunakan uangnya untuk memajukan teknologi yang kita nikmati sampai sekarang. Kamu sampai sini tanpa tersesat mengandalkan GPS kan? Lha itu teknologi asalnya untuk kepentingan mbunuhin orang. Kamu bisa sexting dan telpon cabul, itu juga pakai handphone yang awalnya dari teknologi militer. 

Q: Tapi... apa hubungannya?

A: Masih belum jelas? Ini contoh yang terdekat dan ternyata deh. Lihat pemerintah negeri ini. Kebijakan tambangnya saja. Tanah air diobral ke asing, penduduk sekitar tambang dikorbankan atau disingkirkan. Warga lokal yang berisik ditembaklenyapkan. Dari satu sisi tampak keji, tapi hasil tambang itu jadi bahan baku untuk bikin komputer kita, juga jadi energi untuk menyalakannya. Kita bisa naik mobil ber AC untuk nongkrong di kafe pakai bahan bakar dari tambang minyak, bisa ngeblog dan ngebuzz isu-isu gak penting itu komputernya juga dari hasil tambang metal. Kita enak-enakan di Jawa ini sebenarnya juga berkat terjadinya penindasan yang terjadi di luar jawa sana.

Q: Anda ingin bilang bahwa untuk maju, memang harus ada pengorbanan?

A: Betul sekali. Tapi jangan korbankan diri sendiri, korbankan pihak lain. Seperti kaum religius yang mengorbankan hewan-hewan demi surga yang dijanjikan Tuhan, kita yang well educated mengorbankan orang lain untuk kemajuan peradaban dan kemanusiaan, haha.

Q: Hmm... Mengorbankan orang lain...? Jadi dalam soal rokok juga sama? Perokok sengaja dikorbankan, yang penting kita bisa menikmati beasiswa dan fasilitas wah?

A: Wuueeiiiiits, "dikorbankan" itu kosakata yang kasar Bung! Kasus rokok jelas berbeda. Korban rokok tidak seperti korban penjajahan atau perbudakan yang berurai air mata. Tidak seperti hewan-hewan yang disembelih demi Tuhan. Para perokok ini bahagia, dieksploitasi dengan sukarela. Mereka bekerja keras banting tulang cari uang, lalu dengan sukacita membelanjakan hasil keringatnya untuk beli rokok. Mereka bahkan sukarela mengorbankan kepentingan anak istrinya demi membeli rokok. Dan semua itu dilakukan sukarela, bahagia dan tanpa paksaan!!

Q: Tapi mereka lakukan itu karena kecanduan!

A: Memang. Itulah mukjizat candu yang maha kuasa, mampu membebaskan manusia dari derita dan rasa bersalah, melipur duka lara, membuat manusia tetap bahagia walau sedang diperdaya. Budak jaman sekarang nyaris tidak ada yang terpaksa, kebanyakan justru bangga, merasa keren, gengsi dan martabatnya terangkat. Bagi banyak orang jaman sekarang, diperbudak rokok adalah sebuah kemewahan.


Q: Itu kan cuma hasil manipulasi pikiran lewat pengulangan iklan. Hipnotis massal.

A: Ya tidak penting sebabnya apa. Bagi mereka, itulah kebenaran sejati, dan kita harus menghargai. Kembali ke sejarah, dulu, di jaman primitif, ada agama yang memaksa umatnya untuk mengulang-ulang kesaksian palsu, sekian puluh kali setiap hari. Agamawan mereka tahu, sebohong apapun sebuah pernyataan, jika diulangi dengan intens dan disiplin, manusia akhirnya akan percaya. Akhirnya kesaksian palsu pun diyakini sebagai kebenaran sejati. Sekarang, dengan taktik repetisi yang sama, rokok meyakinkan anak manusia bahwa rokok itu keren, bercita rasa sukses, gaul, cool  dsb... hingga tergoda mencoba...

Q: Dan kecanduan!!

A: Yup, dan setelah kecanduan tidak perlu dipaksa atau dihasut lagi, tetap akan taat. Pecandu akan membela candunya sepanjang hayat, dengan segala cara, jika perlu dengan mengarang dan memaksakan kebohongan. Kamu tahu bahwa berkeyakinan termasuk hak yang paling asasi? Kita tidak boleh melanggar HAM lho, hahaha.

A: Huh, blasphemy! Tapi di sini yang kaya adalah kapitalis rokok dan penjual candu!

A: Disitulah fungsi pajak dan terutama CSR, Nak. Agar sebagian harta pedagang candu bisa mengalir ke kita, memajukan dan memewahkan universitas tercinta kita ini!  Mirip zakat dimana sekian persen kekayaan disumbangkan untuk fakir jelata yang membutuhkan, si kaya senang dapat pahala dan hartanya bersih dari dosa, si miskin juga senang kecipratan uang cuma-cuma. Dalam CSR malah lebih baik, karena sambil cuci dosa, si kapitalis bisa numpang iklan... plus dapat potongan pajak.

Q: Sekalian sambil membuat siswa terjerumus iklan? Jadi pecandu? Mengorbankan siswa? Universitas macam apa yang menghasut dan menjerumuskan mahasiswanya dalam jerat candu?

A: Nak, ingat, tidak ada yang memaksa manusia jadi perokok kecuali diri mereka sendiri.

Q: Lho, yang terpaksa merokok itu banyak lho. Anak dan keluarga dari seorang ayah/ibu perokok terpaksa menghisap asap perokok, malah ada perokok pasif yang terasapi sampai mati seperti tikuyuz. Juga di kendaraan umum, ruang rapat dan gedung-gedung publik dimana banyak sekali perempuan dan lelaki pengecut yang dipaksa jadi perokok bodoh oleh para pejantan tangguh yang enjoy aja merokok sembarangan.

A: Nah, kalau itu jelas takdir. Allah Yang Maha Bijaksana pasti punya alasan sehingga mereka punya ayah/ibu berkelakuan macam itu... Atau mengapa punya kepengecutan sedahsyat itu hingga mau diasapi tanpa keberatan, haha.

Q: Subhanallah ya... Ok, kembali pada iklan terselubung di kampus. Bukankah efeknya memanipulasi pikiran. Siswa dibuat akrab dengan brand, lalu mulai menganggapnya baik dan wajar. Nanti akan tergoda mencoba dan terjerumus jadi pecandu. Lalu jika terlalu banyak teman yang merokok, setiap individu juga merasakan peer pressure untuk ikutan merokok agar bisa nyaman bergaul dalam kelompok perokok.

A: Jika ada manusia yang semudah itu jatuh dalam manipulasi iklan, atau menyerah terhadap peer pressure... Ya mungkin sudah takdirnya begitu. Ratusan tahun leluhur kita dijajah Belanda, mungkin saja mental budak tercetak dalam DNA kita, mungkin cetakannya lebih bold pada sebagian orang, haha. Siapapun akan mudah memperbudak pikiran mereka. Lha kalau bukan kita yang mengeksploitasi mereka, pihak lain pasti akan melakukannya. Mereka sumber daya yang tersia-sia jika tidak dimanfaatkan. Sponsor kita hanya mengklaimnya, tanpa memaksa.

Q: Tapi bukankah tujuan pendidikan justru untuk memberdaya siswa, agar mampu berpikir dan tidak mudah diperbudak???

A: Tepat sekali. Universitas saya ini maksimal banget mengusahakan itu. Itulah mengapa kita berani tempel iklan candu di setiap sudut tanpa khawatir ada siswa yang jatuh dalam manipulasi rokok. Itu semata untuk menyenangkan sponsor dan mendapatkan uang lebih banyak dari mereka. Jika masih ada yang jatuh dalam iklan, ya mungkin malas belajar, atau DNAnya memang begitu... Ya sudah takdirnya jadi rejeki tukang rokok, hahaha.

Q: Lalu bagaimana dengan mutu lulusan pendidikan yang disponsori rokok ini? Mereka pasti akan bias dan merasa hutang budi pada candu. Dan jika nanti jadi pemimpin, pasti juga lembek dan tidak mampu tegas terhadap industri candu. Pasti juga akan ikut melestarikan gaya penguasa lama yang dengan gampang mengorbankan segelintir (atau segelontor) warga demi kepentingan ekonominya.

A: Ya inilah hidup Nak. Manusia masih serigala bagi manusia yang lain. Toh sekarang kita lebih civilized. Jika leluhur kita memperbudak pakai cambuk pari dan rantai besi, sekarang kita main lebih cantik... Kita cambuki para budak dengan iklan manipulatif yang diulang-ulang sampai akal sehatnya runtuh, diulang terus hingga segala belengu fanatisme, nasionalisme, sigaretisme, pokoknyaisme, konsumerisme atau isme apapun yang kita mau.... tertanam dan memperbudak mereka.

Q: Hmmm... Jadi... Jika tidak ada yang merasa diperbudak, maka tidak ada perbudakan. Begitu?

A: Pintar!

Q: Hmmm... Tapi saya tetap merasa ada yang tidak beres. Saya tidak nyaman ada universitas punya rektor yang berpikir seperti anda. Para alumninya akan membuat dunia kita jadi semengerikan apa tuh?

A: Aaah, lebay. Pasti seseorang sudah mencuci otak kamu dengan ide utopis, membuat kamu sok idealis. Sok-sokan membela manusia, ingin membebaskan perokok dari belengu candu? Haha. Itu sama saja kamu ingin membebaskan orang dari manipulasi agama. Yang kamu bela justru merasa tersinggung. Kamu akan dianggap sesat dan pantas dipenggal di alun-alun, diiringi pekik-pekik penuh keimanan.

Q: Tidak usah dikait-kaitkan dengan agama lah. Mau mengalihkan perhatian ya? Fokus saja soal sponsorship dan beasiswa rokok ini, jadi menurut anda baiknya disikapi gimana?

A: Ya tanya ke diri kamu, maunya apa. Apa benar kamu ingin merampas kenikmatan para perokok, kesejahteraan petani serta pelintingnya dan kenyamanan para pedagangnya? Atau sebenarnya ada keinginan lain, yang dapat dipenuhi tanpa mengganggu keimanan atau kenyamanan orang lain?

Q: Hmm... Saya ingin bernafas tanpa diganggu asap perokok. Di rumah, di angkot, di ruang publik, di kantor, di manapun.

A: Nah, kalau maunya sudah jelas kan enak. Berarti yang perlu diusahakan bukan kampanye berhenti merokok, bukan kampanye pembubaran pabrik rokok, tapi kampanye merokok secara keren. Ajak industri rokok dan pemerintah agar mempromosikan itu.

Q: Hehe,  merokok secara keren?!?

A: bTul!! Dan satu hal lagi, selama ini peringatan kesehatan terlalu fokus ditujukan pada perokok, padahal jelas-jelas mereka tidak peduli kesehatan, hasilnya pemborosan energi yang sia-sia. Harusnya peringatan lebih intens ditujukan pada orang yang tak merokok, agar sadar dan waspada jika ada pecandu sedang berasap. Dengan kesadaran kesehatan yang lebih baik, mestinya pihak industri rokok bersama pemerintah dan warga non perokok bisa bekerjasama untuk memfasilitasi dan mengarahkan para perokok agar dapat menikmati rokoknya secara aman dan keren.

Q: Hufff... Mungkin memang tidak salah anda jadi rektor. Terima kasih untuk dialog yang mencerahkan ini.

A: Kembali kasih. Sekarang kamu tidak usah usil soal sponsorship dan beasiswa rokok. Semua itu sebenarnya tidak mengganggu kok, toh yang terjerumus juga hanya dari kalangan tertentu saja. Anggap saja seleksi alam.

- - - - - - - - -
Catatan: Dialog di atas murni imajiner. Semua tautan yang disertakan hanya cocologi belaka untuk kepentingan berbagi traffic (sambil menyodorkan bukti). Jika tampak ada kaitan dengan tokoh dan kejadian nyata, itu murni karena disengaja :)

Jadi gimana menurut anda jika kampus, institusi pendidikan disponsori rokok?


- - - - - - - - -

20 Juni 2012

Penting: Polisi menjebak warga dengan obat?

Ini penting untuk anda yang sering berkeliaran dengan kendaraan. Menurut pengakuan @litastephanie, dirinya suatu malam dirinya distop oleh sekelompok polisi, mobilnya digeledah, lalu dijebak dengan obat yang "ditemukan di bagasi".

Saat tidak mau mengaku, dirinya dibentak-bentak dan diintimidasi oleh 10 orang polisi. Dia tetap tegar dan malah menantang untuk tes darah.

Mungkin tes darah saja percuma, karena di negara ini apapun bisa direkayasa. Untunglah beliau punya kenalan orang berjabatan tinggi. Kalau tidak, pasti nasibnya seperti temannya @Agung_Budiharto:

Tetap harus ngaku walau tes urin negatif, atau dituduh pengedar :)

Ah, tapi sebaiknya Anda tidak percaya begitu saja dengan berita-berita seperti ini. Bisa saja cerita si @litastephanie itu dusta belaka, mungkin sebenarnya dia bandar narkoba raksasa yang lebih mengerikan dari monster di kolong tempat tidur anda. Bisa saja, sebenarnya 10 orang polisi itu adalah polisi jujur yang sepenuh hati mengayomi dan melindungi warga.

Haha...

03 Juni 2012

3 Tips Jadi Perokok Keren

Kalau bisa berhenti konon lebih baik, tapi jika tidak mau atau belum waktunya berhenti, ya buat apa memaksa diri? Kita bisa kok merokok dengan cara yang keren.

Berikut ini tiga tips untuk jadi perokok keren yang jantan, seksi,  independen, setiakawan dan sukses. Persis sebagaimana tergambar di berbagai iklan rokok.
  1. Sebagai perokok, indera kita lebih awas dari non perokok. Manfaatkan kewaspadaan itu untuk menyadari, apakah di sekitar kita ada anak-anak, wanita hamil atau siapapun yang punya masalah jantung dan pernafasan. Kendalikan diri untuk tidak merokok di sekitar mereka.
  2. Rokok terbukti meningkatkan daya ingat dan daya nalar. Gunakan kelebihan itu untuk selalu ingat bahwa asap dapat bergerak jauh sekali. Dalam gedung tertutup, asap dari satu ruangan bisa bergerak ke ruangan lain lewat saluran udara. Dalam ruangan tertutup dan dalam kendaraan, asap rokok pasti terhisap oleh semua orang di dalamnya. Merokok di tempat macam itu jelas membahayakan orang lain, jangan dilakukan.
  3. Sebagaimana bread winner yang gagah perkasa, di luar rumah berjuang sampai kotor, berdarah-darah dan berjelaga itu biasa... Tapi sarang suci kita, istana kita, tetap bersih, nyaman dan sehat untuk ditinggali orang tercinta. Karena itulah, jika tinggal serumah bersama orang lain, jagalah agar rumah selalu bebas dari asap rokok. Pastikan hanya merokok di luar rumah, jauh dari jendela, pintu dan saluran masuk udara.
Mengaplikasikan tiga tips tersebut akan membuat kita jadi perokok sejati yang mampu mengendalikan diri sendiri. Perokok jantan yang bikin nyaman karena selalu peduli dengan keamanan dan kesehatan orang-orang di sekitarnya.

Selamat menjadi perokok yang keren :)



- - - - - - - - -
Sumber Referensi: hc-sc.gc.ca

21 Mei 2012

Karena informasi seperti makanan, waspadalah

Kali ini saya coba menceritakan ulang apa yang saya tangkap dari omongan JP Rangaswami di TED, tentunya dengan 'sedikit' bumbu tambahan:

Penikmat makanan punya bermacam sifat. Misalnya, yang selektif akan memperhatikan informasi kandungan nutrisi. Sedangkan yang rakus melahap apapun yang penting enak dan bisa ketawa. Atau, ada juga jelata nestapa yang tidak peduli dengan efek dari apa mereka telan, yang penting makan dan bertahan hidup.

Pelahap informasi juga serupa, ada yang skeptis peduli fakta, ada pula omnivora lugu yang menganggap setiap informasi tersaji sebagai kebenaran sejati, dan lain sebagainya.

30 April 2012

Yang harus diingat saat menghayalkan Biotrik

Biotrik itu listrik dari biogas.

Setelah membaca sebuah jurnal dari LIPI tahun 2011, tentang percobaan biogas di Pesantren Saung Balong, hasilnya sangat tidak menggiurkan. Debit gas yang dihasilkan jauh lebih sedikit daripada yang dibutuhkan genset.

Digester ukuran 350x100x30cm yang disuplai 6-20 sapi hanya menghasilkan biogas sebanyak 0.08 meter kubik per jam, padahal yang dibutuhkan untuk genset 2500W adalah 0.02 meter kubik per menit!

Gimana caranya ya biar seperti orang-orang swedia di Linkoping yang berhasil dengan biogas?

Sebaiknya ditulis saja beberapa pertanyaan penting supaya tidak lupa, siapa tahu saja suatu hari nanti berkesempatan untuk coba bikin, biar lebih waspada dan tidak mudah terjerumus dalam skema-skema yang banyak bertebaran...
  1. Sumber kotoran untuk membuat biogasnya dari apa, dari mana, gimana transportnya dan apakah kelangsungan suplainya terjamin?
  2. Berapa debit gas yang dihasilkan per hari / per menit?
  3. Gas mau untuk apa? Untuk masak, mandi air hangat, bikin listrik, bahan bakar mobil? Itu semua perlu debit gas berapa? Sebanyak apa kebutuhan gasnya, akankah tertutup oleh produksi digester?
  4. Mesin pembangkit listrik/genset pakai teknologi apa, perawatannya gimana dan semahal apa?
  5. Pupuk sebagai hasil sampingan disalurkan ke mana, akan sebanyak apa?
 (bersambung lagi kapan-kapan)

Biogas: Janji Manis Untuk Anak Manusia

  1. Tidak ada lalat, nyamuk, anjing dan kucing yang datang bermain-main dengan sampah.
  2. Menghilangkan bau dan penyakit yang biasa datang dari sampah (yang dibuang sembarangan)
  3. Menghasilkan gas yang bisa dipakai masak
  4. Limbahnya jadi pupuk untuk tanaman
  5. Bisa dipakai membangkitkan listrik, tak perlu lagi buang uang untuk bayar Perusahaan Listrik, dan tidak perlu pusing lagi saat mati listrik (menggiurkan banget nih untuk luar Jakarta, apalagi luar Jawa).
Janji-janji manis tersebut saya temukan di Youtube. Dimana seorang bule mencoba menerangkan berbagai keuntungan biogas untuk masa depan si anak Filipina.

Yang perlu dicari tahu sekarang:
  1. Gimana cara membuat digester yang paling ekonomis?
  2. Bagaimana cara mengubahnya menjadi listrik secara ekonomis?
  3. Siapa master tentang ini yang nonkomersil dan bersedia memanfaatkan ilmunya demi mewujudkan janji-janji manis tersebut?
 (bersambung).

23 Februari 2012

Chatting Rahasiaaah

Jika Anda sering masuk komunitas-komunitas aneh di internet secara anonim, atau sering butuh diskusi dengan para anonim, pasti repot setiap kali butuh chat room yang lebih "aman". Baik dari mata-mata tukang iklan maupun mata-mata tukang perintah.

Aplikasi macam Pidgin via tor sangat tidak praktis digelar. Lagi pula anonimitas jadi tak berguna jika id messenger kita ketahuan. Bikin ID baru di YM / Gtalk untuk setiap komunitas? Jiaah, saya tidak yakin Anda akan terus serajin itu.

Jadi gimana cara praktis yang lebih aman untuk diskusi realtime?

Panggil saja kucing imut yang terenkripsi: Crypto.cat



Ini keimutan utamanya:

  1. Gampang digelar, cuma butuh browser saja.
  2. Tanpa registrasi, tanpa terikat dengan satu nick.
  3. Bisa dari perangkat bergerak (handphone), asal browsernya support javascript (selain opera mini bisa jalan di camcung galmin saya).
  4. Susah diawasi, mungkin tidak cuma intel, tapi malaikat sampai Tuhan juga bakal susah, karena sudah pakai pakai enkripsi AES-256 dan 4096-bit asymmetric keys *padahal saya ga ngerti apa itu maksudnya*
Yang jelas, dengan itu Anda bisa secara praktis melakukan hal-hal tertentu secara lebih aman. Misalnya nih, kita diam-diam bisa ngobrol mesum semesum-mesumnya dengan puteri Ahmadinejad tanpa membuat pemerintah Amerika cemburu lalu mencatat dosa-dosa kita dan membuat SBY menyuruh BIN untuk melakukan sesuatu....
 
Teorinya sih gitu.  

Sedangkan kelemahannya cuma sedikit:
  1. Sekali kirim tidak bisa lebih dari 256 karakter, bagi yang biasa ngentwit pasti ga masyalah.
  2. Tidak di setiap perangkat dia akan berhasil bersuara untuk menandakan pesan masuk.
Ya pokoknya gitu lah. 

Selamat mencoba.

Eh, kalau Anda tahu cara yang lebih praktis dan lebih aman jangan lupa bagi-bagi kita yaa :)

05 Februari 2012

Mukjizat

590543-001
Jaman dahulu, mukjizat itu gunanya untuk bikin warga terkagum-kagum dan terperangah lebar, supaya gampang menelan bulat-bulat apapun yang dikatakan si pemilik mukjijat. Fungsinya praktisnya ya cuma itu, merekrut umat.

KEMENTHUS

Dibawah ini adalah halaman "kontak kami" dari situs Kementerian Ketuhanan dan Urusan Sektarian (Kementhus) Negara Mbulak Senthe.

Anda dapat mengadukan masalah, mengajukan pertanyaan, atau mengusulkan ide apapun sesuai tema.

Mohon Anda sudi ikut mencoba.

Kalau ternyata fitur-fiturnya oke, nanti ramai-ramai kita usulkan untuk dipasang di berbagai situs pemerintah kita yang selama ini sering menistakan pertanyaan dan jeritan hati warganya.

- - - - - - - - -

- - - - - - - - -

04 Februari 2012

Tercerahkan

Pakai Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot di netbook HP 1014TU ini bikin beban hidup jadi sulit saja. Unity yang maha berat bikin segalanya seperti slow motion. Tidak. Lebih tepat seperti orang yang satu kakinya di gips hingga kemana-mana harus nyeret seperti zombie cacat.

Saya putuskan cari penggantinya.

Tertarik macpup, karena konon penampilannya keren, ukuran kecil dan segesit asu. Eeeh, sudah download ratusan mega... eh, kecil sih tak sampai 200 mega... ternyata susah. Untuk bikin USB bootable harus diburn dulu ke CD?!? Balik deh lihat situs distro induk, ternyata si puppy juga anjing yang tidak bersahabat dengan alam maupun newbie. Saya usir saja mereka semua.

Ganti lagi, coba cari pencerahan ke distro Bodhilinux. Lumayan chubby, 400 mega. Proses bikin USB bootable disk lebih praktis. Cukup pakai unetbootin dan langsung siap dipakai booting. Dan emang keren, ringan, kuencaaaang (dibanding ubuntu yang sekarang). Segitu masih jalan dari USB Bootable lho, gimana kalau dari HDD yang lebih cepat? Hampir saja saya pasang permanen di hard disk saat ketahuan kalau ada masalah dengan wvdial. Atau mungkin sudo? Entah sih. Tapi tiap jalankan wvdial selalu bermasalah dengan permission-nya pppd (or something). Padahal itu hukumnya harus jalan karena network manager ternyata juga ngepet. Sama mencretnya seperti punya ubuntu yang tidak kompatibel dengan modem Haier CE 682 smart. Ga jadi dapat pencerahan lagi deh.

Tapi sekarang posting ini akhirnya terbit setelah akhirnya ketemu apa yang membuat saya tertarik.

Ternyata si macpup dan si bodhi tadi pakai interface enlightenment!!

Coba faceoff, ganti muka si ubuntu dengan wajah tercerahkan, ternyata kinerjanya memang jadi jauuuuuuh lebih cepat. Dengan semua "efekgrafisgapenting"  dinyalakan, performanya tetap jauh diatas unity, meskipun semua fitur pemanisnya sudah dimatikan.

Cukup pasang repo (ga resmi), lalu sudo apt-get install e17, akhiri dengan memilih muka baru di layar login, dan sudah. Ubuntu yang tadinya sudah mau dibuang, sekarang kembali melesat, terbahak sambil tercerahkan.

Masalah klik kanan dari touchpad netbook HP Mini 210 masih mewarisi wajah lama, tapi dalam beberapa menit diselesaikan dengan file ini dan petunjuk praktis penggunaannya.

Memang butuh sedikit penyesuaian dengan pesona muka baru, tapi itu harga yang layak untuk kecepatan yang memuaskan. Sekarang netbook selincah setan yang menyelinap diantara hati manusia.

Serasa punya komputer baru. Semoga dapat membuat saya lebih produktif.

Eh iya, ini logo enlightenment.... yang tidak mengesankan kecerahan :)) Tapi yang penting kinerjanya lah,


30 Januari 2012

Korban Pajak Progresif


Waktu bayar pajak tempo hari diminta uang lebih banyak. Alasannya karena ini bukan kendaraan pertama.

Ternyata sejak januari awal sudah diberlakukan pajak progresif.
  • Kendaraan pertama : 1,5 persen dari NJKB
  • Kendaraan kedua : 2 persen dari NJKB 
  • Kendaraan ketiga : 2,5 persen dari NJKB
  • Kendaraan keempat : 4 persen dari NJKB 
  • Lebih dari empat kendaraan : tetap 4 persen dari NJKB
Keren juga.

Kalau cuma motor dengan harga jual murah memang cuma kena puluhan ribu. Lha kalau mobil dengan harga 100jt? Gimana pula kalau mobil 400jt yang ke empat pula... Tapi orang sekaya Anda sih ga masalah duit segitu kan?


Tapi gimana jika satu keluarga sederhana dengan 4 anak, semua beli motor pakai nama Ayah karena cuma Ayah yang gampang ambil kredit. Berapa itu pajak yang di derita anak terakhir?

Ya jangan kuatir juga sih, biaya balik nama masih gratis sampai bulan 6 nanti.

Btw.... Balik nama kan bisa dipakai menghindari pajak tuh... Andai saya pejabat, terus sembilan Bentley di garasi saya balik nama semua pakai nama orang.... berarti harta yang perlu dilaporkan dan dibayar jadi jauh lebih sedikit dong...

Hmm hmm... Dan koruptor-koruptor pun tetap tidak bayar pajak sebanyak yang seharusnya.

18 Januari 2012

Sekarang komentar blogspot sekeren wordpress!!

Saya baru tahu kalau komentar di blogspot sekarang bisa "nested", sepertdi wordpress. Bisa menjawab secara lebih personal, langsung dibawah komentar yang ingin dijawab :D

Jadi tergoda lagi ingin nulis di sini

Emang kamu sering dapet/jawab komentar, Guh?

Hehe, bukan begitu. Tapi keren aja, akhirnya di blogspot ini ada perkembangan yang bermanfaat.

Besok-besok kalau nulis mending di sini atau wordpress ya... hmm....

Ah... tapi masak iya "mau meletakkan semua telur dalam satu keranjang"? Email, reader, dokumen, kalender bahkan sampai hp juga pakai android yang titip data ke google, apa iya ngeblog juga pakai jasa google?

Sebaiknya nulis agak serius di wordpress saja lah.
Di sini untuk senang-senang saja :)