18 Desember 2013

Tahayul

Tiga jam dari  bandara jorok, ada seorang janda muda beranak tunggal yang sangat percaya pada berbagai hal ghaib. Dari keris, tuhan, sampai gelundung pringis. Segala produk derivasi tahayul dia imani dan amini. Sampai TVnya pun sering fokus ke stasiun pembodohan yang acaranya mistis-mistis, terutama yang semacam mister tukul bersama kiyai-kiyai kampung dan gadis-gadis seksi.

Lalu masalahnya apa? Bukankah iman pada hantu termasuk urusan pribadi, kenapa usil? Banyak sangat orang kita berkeyakinan gitu.

Justru karena banyak orang berkelakuan macam si janda, saya gelisah. Kalau diperhatikan, keimanan begitu itu pengaruhnya sangat besar lho, terasa sekali dalam kehidupan sehari-hari.

Masih ok lah kalau kleniknya sebatas cuci keris dan bayar tukang cuci setahun sekali, itu membuka lapangan kerja, mungkin di masa depan ada inovasi cuci keris drive through. Tapi seringnya kan tidak sebatas lucu-lucuan asik begitu. Keklenikan sering bablas bikin orang selalu hidup dalam ketakutan. Misal, jalan-jalan harus selalu bawa jimat, tidur malam tak berani sendiri hingga memaksa orang untuk menemani. Iya kalau si penakut asik untuk ditemani, lha... tapi intinya bukan itu sih.

Menggelisahkan itu ketika begitu banyak orang, hanya berdasarkan klaim-klaim tahayul, merasa wajib melakukan berbagai kegiatan yang merugikan diri dan lingkungannya. Iya kalau sebatas bakar menyan cuma semerbak wangi kunti, tapi kalau demi tahayul jadi suka menjerit berisik pakai toa tanpa ada yang berani menegur karena mayoritas yang terganggu juga percaya pada si hantu? Atau malah demi tahayul jadi tega meledakkan bom bunuh diri di tempat ramai... Atau yang lebih mengerikan: Para politisi klenik jadi hobi memaksakan aturan gila yang diyakininya sebagai keinginan hantu tercinta, pada seluruh bangsa? Yang begitu sudah sering terjadi dan akan terus terjadi selama umat terlalu gampang dibodohi dengan doktrin tahayul.

Pasti ada lah cara mengobati keyakinan konyol begitu.

Mungkin... ajak saja untuk membuktikan sebenar apa klaim eksistensi hantu-hantu tersebut. Toh buang waktu hanya sedikit tapi manfaatnya seumur hidup. Diteliti dengan jujur, sebenarnya sejahat apa si hantu kalau memang ada, jangan-jangan sebenarnya para hantu, arwah gentayanger yang sering dituduh-tuduh dan diatasnamakan itu aslinya lugu baik hati dan suka menabung, tapi selalu difitnah secara keji oleh para dukun macam kiyainya mister tukul. Ada ide?

Ah, pendidikan mana pendidikan? Saya pikir tahayul semestinya tidak termasuk budaya yang perlu dilestarikan. Tak ada manfaatnya kecuali ngasih makan segelintir penjual kebohongan, sedangkan potensi kerugiannya luar biasa.

Btw, apakah kamu termasuk orang yang takut hantu? Sudah pernah bertemu? Sejahat, semesum dan seberkuasa apa si hantu yang kamu yakini itu?