Guh, menurut lo selingkuh itu salah secara moral gak sih? So far, hubungan gue sm hubby lebih ke open relationship, dan dia merasa oke2 aja kalo gue jalan sama cowok lain. Minggu kemaren gue pulkam, dan ketemu sohib lama. So sohib dulu pernah ngaku kalo dia patah hati waktu gue merid. Gue masih ngeliat chemistry itu di dia. Makanya, gue rencana mau ngajak dia bekpekeran somewhere suatu hari nanti. Dia seneng banget sih, cuma kayaknya dia ada guilty feeling secara gue kan istri orang. Gimana ya caranya menghilangkan guilty feeling dia?
Mbak yang baik dan seksi sekali.... Kalau memang kesepakatan "open relationship" sama suami ini artinya masing-masing boleh jalan, boleh main hati dan boleh ngeseks sama orang lain, yaa... Rencana dengan sohib itu ndak tergolong selingkuh dong. Masalah guilty feeling si mas/mbak sohib terkemistri cukup diobati dengan kejujuran, kasih tahu bahwa mbak dan suami memang sepakat untuk open relationship. Dijamin tak akan ada hati terluka, tak ada janji teringkari. Saya yakin, setelah si sohib berhasil memahami, hubungan macam apa yang mbak miliki dengan suami, dia akan kehilangan guilty feelingnya.
Dan untuk pertanyaan pertama, Saya mungkin bukan orang bermoral, bukan pula orang yang percaya dosa. Tapi namanya selingkuh itu sangat sulit saya terima. Curang dan mengingkari kesepakatan itu bukan hanya menyakiti perasaan, tapi juga membuktikan bahwa kita belum bisa mengendalikan diri. Membuktikan bahwa kita masih tega mengorbankan rekanan demi nafsu pribadi. Sudah pernah coba bisnis kan? Pasti tahu apa kerusakan yang pasti terjadi jika ada rekanan yang selingkuh dan mengingkari kesepakatan. Nah, jika efek penghianatan dalam relasi yang cuma urusan duit saja sudah begitu menghancurkan, bagaimana jika itu terjadi dalam hubungan yang melibatkan mimpi-mimpi dan perasaan terdalam manusia?
Sebaiknya hati-hati, pastikan pak suami memandang "open relationship" dengan cara yang sama, jangan-jangan beliau cuma membolehkan jalan saja tapi tak boleh main chemistry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar